A. Pengertian Budaya
Sebuah pepatah latin kuno yang mencerminkan tentang kebudayaan adalah :
tempus mutantur, et nos mutamur in illid. Yang artinya: Waktu berubah, dan kita
(ikut) berubah juga di dalamnya. Pepatah tersebut menunjukkan kepada kita bahwa
seiring konteks zaman yang berubah, orang-orang dengan alam pikir dan rasa,
karsa, dan cipta, kebutuhan dan tantangan yang mengalami perubahan, serta
budaya pun ikut berubah.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi budaya menurut beberapa ahli :
Berikut ini adalah pengertian dan definisi budaya menurut beberapa ahli :
- Kroeber
dan Kluckhohn
- Budaya
menurut definisi deskriptif:
cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya - Budaya
menurut difinisi historis :
cenderung melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya - Budaya
menurut definisi normatif:
bisa mengambil 2 bentuk. Yang pertama, budaya adalah aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakn yang konkret. Yang kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku - Budaya
menurut definisi psikologis:
cenderung memberi tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar, atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya - Budaya
menurut definisi struktural:
mau menunjuk pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah abstraksi yang berbeda dari perilaku konkret - Budaya
dilihat dari definisi genetis:
definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bisa eksis atau tetap bertahan. Definisi ini cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antar manusia dan tetap bisa bertahan karena ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya
- Lehman,
Himstreet, dan Batty
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri - Mofstede
Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa dikatan juga bahwa budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia - Bovee
Dan Thill
Budaya adalah system sharing atas simbol – simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku - Murphy
Dan Hildebrandt
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian in juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya - Mitchel
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu – individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa diambil kesimpulan
tentang beberapa hal penting yang dicakup dalam arti budaya yaitu:
sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal
karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat,
termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol dan
kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
B. Budaya Lokal
Dalam wacana kebudayaan dan sosial, sulit untuk mendefinisikan dan memberikan
batasan terhadap budaya lokal atau kearifan lokal, mengingat ini akan terkait
teks dan konteks, namun secara etimologi dan keilmuan, tampaknya para pakar
sudah berupaya merumuskan sebuah definisi terhadap local culture atau local
wisdom ini. berikut penjelasannya:
- Superculture,
adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Contoh: kebudayaan
nasional;
- Culture,
lebih khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik, profesi, wilayah atau
daerah. Contoh : Budaya Sunda;
- Subculture,
merupakan kebudyaan khusus dalam sebuah culture, namun kebudyaan ini
tidaklah bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong
royong
- Counter-culture,
tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu merupakan bagian turunan dari
culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan kebudayaan
induknya. Contoh : budaya individualisme
Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada pada tingat culture.
Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang ada di Indonesia dimana
terdiri dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya
(multikultural) maupun ekonomi.
Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa adalah sama dengan budaya lokal
atau budaya daerah. Sedangkan kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada
aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir
berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap pendatang, namun ada
budaya dominan yang berkembang yaitu misalnya budaya lokal yang ada dikota atau
tempat tersebut. Sedangkan kebudayaan nasional adalah akumulasi dari
budaya-budaya daerah.
Definisi Jakobus itu seirama dengan pandangan Koentjaraningrat (2000).
Koentjaraningrat memandang budaya lokal terkait dengan istilah suku bangsa,
dimana menurutnya, suku bangsa sendiri adalah suatu golongan manusia yang
terikat oleh kesadaran dan identitas akan ’kesatuan kebudayaan’. Dalam hal ini
unsur bahasa adalah ciri khasnya.
Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah melengkapi kebudayaan
regional, dan kebudayaan regional adalah bagian-bagian yang hakiki dalam
bentukan kebudayaan nasional.
Dalam pengertian yang luas, Judistira (2008:113) mengatakan bahwa
kebudayaan daerah bukan hanya terungkap dari bentuk dan pernyataan rasa
keindahan melalui kesenian belaka; tetapi termasuk segala bentuk, dan cara-cara
berperilaku, bertindak, serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang apa yang
tampak tersebut.
C. Contoh Budaya Lokal
Suku Sunda merupakan suku yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Suku sunda
adalah salah satu suku yang memiliki berbagai kebudayaan daerah, diantaranya
pakaian tradisional, kesenian tradisional, bahasa daerah, dan lain sebagainya.
Diantara sekian banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh suku sunda adalah sebagai berikut :
1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat
Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
Diantara sekian banyak kebudayaan daerah yang dimiliki oleh suku sunda adalah sebagai berikut :
1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat
Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
- Wayang
Golek
Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung. - Jaipong
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong.
Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas tari jaipong. - Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya. - Rampak
Gendang
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual. - Calung
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas.
Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan - Pencak
Silat
Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian Nasional.
Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda menyebutnya Iket.
Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet. - Sisingaan
Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah. - Kuda
Lumping
Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.
Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya. - Bajidoran
Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagu daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet.
Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara pesta. - Cianjuran
Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi. - Kacapi
Suling
Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden. - Reog
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.
o Budaya yang ada di provinsi
bali
-
Ngaben
Ngaben merupakan salah satu
kebudayaan yang ada di provinsi bali. Upacara ngaben adalah upacara penyucian
untuk orang yang sudah mati sebelumnya untuk umat hindu. Upacara ngaben
biasanya dilakukan secara pribadi atau masal. Hal yang paling menonjol dari
upacarangaben adalah adanya wadah.
-
Ogoh-ogoh
Hari raya kesanga di bali
ditandai dari adanya ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan cerminan dari raksasa besar
yang akan mengalahkan para butha kala di bumi ini. Sehabis hari raya nesanga
aka nada hari raya nyepi di keesokan harinya.
D. Pengertian Budaya Nasional
Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut.
Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan
dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi
kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain
memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi
budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut
walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut.
Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan
yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh
pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan
Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya
tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka
tunggal ika”.
Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara
tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya
yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada
Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan
semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan
realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan
mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di
lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh
warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).
Pembatasan atau perbedaan antara budaya nasional dan budaya lokal atau budaya
daerah menjadi sebuah penegasan untuk memilah mana yang disebut budaya nasional
dan budaya lokal baik dalam konteks ruang, waktu maupun masyarakat penganutnya.
E. Akar Kebudayaan
Indonesia
Akar kebudayaan Indonesia adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari
unsur-unsur yang berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon
tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar,demikian pula dengan
kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya
akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan tersebut.
Akar kebudayaan Indonesia berhubungan dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek
moyang kita yang membawa kebudayaan Dongson, setelah itu diikuti oleh
perkembangan Islam di Indonesia. Jadi islam juga merupakan salah satu akar
kebudayaan Indonesia.
Akar budaya kita juga tumbuh dalam kepercayaan bahwa segala yang ada di bumi
memiliki ”ruh-ruh” sendiri. Ruh manusia adalah saudaranya, yang dapat
melepaskan diri dari dalam badan seseorang, dan ruh itu dapat mengalami bencana
dalam petualangannya di luar tubuh kita, yang dapat mengakibatkan yang punya
tubuh jatuh sakit atau mati. Manusia harus berbaik-baik dalam hubungannya
dengan dunia roh ini.
Pemujaan nenek moyang merupakan salah satu akar budaya bangsa Indonesia.
Pandangan kosmik mengenai kontradiksi antara dunia bawah dan dunia atas
tercermin dalam organisasi sosial berbagai suku bangsa kita; garis ibu dan
garis ayah, hubungann dasar antara dua suku yang saling mengambil laki-laki dan
perempuan dari dua suku untuk perkawinan, membuat tiada satu suku lebih tinggi
kedudukannya dari yang lain. Setiap suku bergantian menduduki tempat yang
superior dan tempat di bawah. Struktur tradisi kesukuan ini merupakan sebuah
mekanisme ke arah demokrasi, yang seandainya kita pandai mengembangkannya dapat
merupakan kekuatan untuk tradisi demokrasi bangsa kita.
Datangnya agama Budha, Hindu dan Islam, bangkitnya feodalisme, lalu datang
orang Eropa membawa penindasan penjajah, dan agama Nasrani, lalu lewat
pendidikan Barat masuk pula ilmu pengetahuan modern dan tekonologi modern telah
mendorong berbagai proses kemasyarakatan, politik, ekonomi, dan budaya, yang
akhirnya membawa manusia Indonesia pada keadaan hari ini.
Akar budaya lama jadi layu dan terlupakan, meskipun ada diantaranya tanpa kita
sadari masih berada terlena di bawah sadar kita. Bangkitnya feodalisme di
Indonesia dengan lahirnya berbagai kerajaan besar dan kecil telah mengubah
hubungan antara kekuasaan dan manusia atau anggota masyarakat. Penjajahan
Belanda menggunakan sistem menguasai dan memerintah melalui kelas bangsawan
atau feodal lama Indonesia telah meneruskan tradisi feodal berlangsung terus
dalam masyarakat kita. Malahan setelah Indonesia merdeka, hubungan-hubungan
diwarnai nilai-nilai feodalisme masih berlangsung terus, hingga sering kita
mengatakan bahwa kita kini menghadapi neo-feodalisme dalam bentuk-bentuk baru.
Semua pendidikan modern, falsafah Barat dan Timur, ideologi-ideologi yang
datang dari Barat mengenai manusia dan masyarakat. Agama Islam dan Nasrani yang
jadi lapis terakhir di atas kepercayaan-kepercayaan lama dan nilai-nilai akar
budaya kita, oleh daya sinkritisme manusia Indonesia, semuanya diterima dalam
dirinya tanpa banyak konflik dalam jiwa dan diri kita.
Sesuatu terjadi dalam diri kita, hingga secara budaya tidak mampu memisahkan
yang satu dari yang lain: mana yang takhyul, mana yang ilmiah, mana yang
bayangan, mana yang kenyataan, mana yang mimpi dan mana dunia nyata. Malahan
banyak orang kini membuat ilmu dan teknologi jadi takhyul dalam arti, orang
percaya bahwa ilmu dan teknologi dapat menyelesaikan semua masalah manusia di
dunia. Dan ada yang berbuat sebaliknya.
Kita jadi tidak tajam lagi membedakan mana yang batil dan mana yang halal.
Karena itu beramai-ramai dan penuh kebahagiaan kita melakukan korupsi
besar-besaran, dan tidak merasa bersalah sama sekali (Lubis, dalam ”Pembebasan
Budaya-Budaya Kita; 1999).
F. Budaya Universal
Menurut
Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem religi yang meliputi:
o sistem kepercayaan
o sistem nilai dan pandangan hidup
o komunikasi keagamaan
o upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
o kekerabatan
o asosiasi dan perkumpulan
o sistem kenegaraan
o sistem kesatuan hidup
o perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
o flora dan fauna
o waktu, ruang dan bilangan
o tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
o lisan
o tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
o seni patung/pahat
o relief
o lukis dan gambar
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
o berburu dan mengumpulkan makanan
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
o perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
o produksi, distribusi, transportasi
o peralatan komunikasi
o peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
o pakaian dan perhiasan
o tempat berlindung dan perumahan
o senjata
Budaya Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukkan,clubbing,memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita. Tetapi bukan berarti kita harus menutup pintu akses bangsa barat yang ingin masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi juga ada yang memberi pengaruh positif seperti memajukan perkembangan IPTEK di Indonesia. Prioritas yang perlu kita lakukan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia adalah kita harus lebih selektif kepada kebudayaan barat.
a. Sistem religi yang meliputi:
o sistem kepercayaan
o sistem nilai dan pandangan hidup
o komunikasi keagamaan
o upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
o kekerabatan
o asosiasi dan perkumpulan
o sistem kenegaraan
o sistem kesatuan hidup
o perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
o flora dan fauna
o waktu, ruang dan bilangan
o tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
o lisan
o tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
o seni patung/pahat
o relief
o lukis dan gambar
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
o berburu dan mengumpulkan makanan
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
o perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
o produksi, distribusi, transportasi
o peralatan komunikasi
o peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
o pakaian dan perhiasan
o tempat berlindung dan perumahan
o senjata
Budaya Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukkan,clubbing,memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita. Tetapi bukan berarti kita harus menutup pintu akses bangsa barat yang ingin masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi juga ada yang memberi pengaruh positif seperti memajukan perkembangan IPTEK di Indonesia. Prioritas yang perlu kita lakukan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia adalah kita harus lebih selektif kepada kebudayaan barat.
G. Dampak Kebudayaan Barat di
Indonesia
Dampak kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan
modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa
kita.
Dampak Positif
a. Perubahan
Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat
Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
a. Pola
Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang
dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap
Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d.
Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti
arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan
adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak
kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar